Sabtu, 31 Januari 2015

Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Akuisisi Saham

Konsolidasi atas Akuisisi Saham | Consolidating Stock Acquisition


Didalam proses akuisisi saham, perusahaan yang mengakuisisi hanya berurusan dengan shareholder atau para pemegang saham, dan tidak berurusan dengan perusahaan yang diakuisisi (investee).

Contoh Soal: Akuisi Saham | Stock Acquisition

Kita akan mmenggunakan contoh soal yang pertama , dipostingan yang sebelumnya, namun yang di beli bukan net asetnya tetapi adalah sahamnya, dan Rp 500.000 dibayarkan kepada share holder (pemegang saham). ini saya cantumkan kembali neraca sebelum terjadi akuisisi.


PT Astrea Balance Sheet
AssetsLiabilities and Equity
Cash800.000Current Liabilities150.000
Account Receivable300.000Bonds Payable500.000
Inventory100.000Common Stock100.000
Equipment150.000Retained Earnings600.000
Total1.350.000Total1.350.000
PT Nick Balance Sheet
AssetsLiabilities and Equity
Account Receivable200.000Current Liabilities100.000
Inventory100.000Common Stock200.000
Equipment300.000Retained Earnings300.000
Total600.000Total600.000


Atas akuisisi saham tersebut PT Astrea akan menjurnalnya sebagai berikut:

Investmen in Subsidiary 500000,-
Cash 500000,-

Dan kita perhatikan dalam penjurnalan ini tidak ada mencatat penambahan aktiva ataupun hutang (liabiliteis). melainkan hanya tercatat sebagai investasi, Mengapa?

Ini dikarenakan yang diakuisisi hanya saham saja, dimana saham yang senilai Rp 500.000,- merefleksikan atau mencerminkan dari nilai aktiva bersihnya juga. ini menunjukkan hak kontrol atau hak kendali didapatkan dengan cara membeli saham PT Nick

Kita memerlukan kertas kerja seperti dibawah ini untuk membuat neraca konsolidasi:

Trial Balance Elimination & Consolidated
Adjustment Balance
 Astrea PT Nick Dr Cr Sheed
Cash 300.000 - - - 300.000
Account Receivable 300.000 200.000 - - 500.000
Inventory 100.000 100.000 - - 200.000
Investment in PT Nick 500.000 - - 500.000 -
Equipment 150.000 300.000 - - 450.000
Goodwill - - - - -
- -
Current Liabilities -150.000 -100.000 - - -250.000
Bonds Payable -500.000 - - - -500.000
Common Stock PT Nick - -200.000 -200.000 - -
Retained Earning PT Nick - -300.000 -300.000 - -
Common Stock PT Astrea -100.000 - - - -100.000
Retained Earning PT Astrea -600.000 - - - -600.000
Total 500.000 500.000 -


Melihat kertas kerja laporan konsolidasi diatas. mungkin ada pertanyaan, mengapa ada perlakuan eliminasi?

Perlu untuk disadari, PT Nick telah menjadi subsidiary PT Astrea, Neraca konsolidasi diatas disusun oleh PT Astrea (Bukunya PT Astrea) untuk menyatukan laporan keuangan PT Nick dan PT Astrea yang mulanya terpisah, Apakah mungkin PT Astrea menanam investasi pada perusahaan dia sendiri? tentu saja tidak, maka dari itu perlu dilakukan eliminasi.

Pun dengan ekuitas pemegang saham perusahaan investee, perlu dilakukan eliminasi karena aset ataupun kewajibannya adalah milik perusahaan Astrea itu sendiri selaku perusahaan induk.

Jurnal Eliminasi nya adalah seperti dibawah ini:

Common Stock PT Nick 200.000
Retained Earning PT Nick 300.000
Investmen in PT Nick 500.000

Saya pikir untuk basic Laporan keuangan konsolidasi sudah cukup. bagaimana apabila nilai buku perusahaan investee tidak sama dengan harga pasarnya? bagaimana apabila proses akuisisi dilakukan dengan cara mengeluarkan bond, saham dan ada extraordinary items? bagaimana apabila hak kempilikan kurang dari 100%? laporan konsolidasi setelah terjadi akuisisi? dan banyak pertanyaan selanjutnya yang lebih kompleks, jika ada waktu saya ingin memberi contoh soalnya juga, namun harap bersabar, karena kesibukan di dunia nyata, tak mungkin saya posting secepat kilat.  hehe
terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.


Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi Net Aset

Bagaimana Cara membuat Laporan Keuangan Konsolidasi?
setalah kita selesai bicara tentang teori basic sederhannya, serta tetek bengek pengertian mengenai laporan keuangan konsolidasi atau penggabungan usaha. ok, kita langsung saja ke contoh soal Laporan Konsolidasi

Contoh Soal Laporan Keuangan Konsolidasi


Contoh soal: pengambilalihan aset bersih

PT Astrea (A) mengambil-alih Aset Bersih (net assets) PT Nick (N) dengan kas sebesar Rp 500.000. dengan asumsi nilai buku aset sama dengan harga pasar (Fair-Market Value). Neraca ke-2 perusahaan sebelum terjadi proses akuisisi terlihat seperti ini:

PT Astrea Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Cash 800.000 Current Liabilities 150.000
Account Receivable 300.000 Bonds Payable 500.000
Inventory 100.000 Common Stock 100.000
Equipment 150.000 Retained Earnings 600.000
Total 1.350.000 Total 1.350.000
PT Nick Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Account Receivable 200.000 Current Liabilities 100.000
Inventory 100.000 Common Stock 200.000
Equipment 300.000 Retained Earnings 300.000
Total 600.000 Total 600.000


Dengan terjadinya akuisisi ini, PT Astrea (Parent Company) menjurnal:

Account Receivable 200.000
Inventory 100.000
Equipment 300.000
Current Liabilities 100.000
Cash 500.000


Karena nilai buku sama dengan nilai wajarnya, maka tak perlu dilakukan revaluasi juga tidak akan muncul goodwill yang harus di akui

Sehingga, Neraca setelah adanya konsolidasi PT Astrea (perusahaan induk) dan PT Nick menjadi nampak seperti:

PT Astrea Balance Sheet
Assets Liabilities and Equity
Cash 300.000 Current Liabilitis 250.000
Account Receivabl 500.000 Bonds Payable 500.000
Inventory 200.000 Common Stock 100.000
Equipment 450.000 Retained Earning 600.000
Total 1.450.000 Total 1.450.000


Apakah laporan konsolidasi sesederhana itu ?

iya, ini hanya basic saja untuk memudahkan pemahaman, tentu lebih banyak detail dan lebih kompleks lagi pada realisasinya.. jika sempat nanti saya posting lagi

berikutnya adalah postingan mengenai contoh akuisisi saham, namun akan saya posting di lain kesempatan. terima kasih


Kamis, 15 Januari 2015

Laporan Keuangan Konsolidasi | Part 1

Laporan Keuangan Konsolidasi


Pernah dengar ?

Mungkin bagi mahasiswa akuntansi yang kuliah masih semester awal hingga pertengahan belum begitu familiar dengan Laporan Keuangan Konsolidasi.

Materi ini diberikan biasanya pada akuntansi lanjutan akhir, saat sudah memasuki semester semester akhir.

Materi laporan keuangan konsolidasi ini buat saya cukup membuat kepala pening.
Apa yang dimaksud Laporan Keuangan Konsolidasi ?
Apa saja pendekatan atau metode yang dipakai ?
Bagaimana prosedur-nya ?
Laporan Keuangan Konsolidasi
Ok, tapi kali ini saya hanya ingin menuliskan tentang gambaran umumnya saja tentang laporan konsolidasi.

Apa itu Laporan Konsolidasi perusahaan? 
Pengertian laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi posisi keuangan serta hasil operasi suatu perusahaan induk (perusahaaan pengendali) dan satu atau beberapa anak perusahaan (perusahaan yang dikendalikan) dan seolah kedua entitas terpisah tersebut merupakan satu perusahaan.

Jadi Laporan Keuangan Konsolidasi dibutuhkan apabila salah satu dari perusahaan yang bergabung mempunyai kendali atas perusahaan yang lain.

Apabila tidak memiliki kontrol, saya pikir tidak diperlukan Laporan Keuangan Konsolidasi.

Jika tidak memiliki kontrol atau kendali yang lebih, maka mereka adalah sebuah entitas yang mandiri dan masing masing dari mereka akan membuat laporan keuangan sendiri2 dan tidak akan mungkin/tidak bisa digabungkan, ditambahkan atau pun sejenisnya.

Sedikit catatan, bentuk konkret dari hak kendali atau hak kontrol yang lebih adalah adanya kepemilikan saham secara mayoritas dibanding perusahaan yang lainnya.

Apa tujuan dibuat Laporan Keuangan Konsolidasi?

Laporan konsolidasi bertujuan agar bisa memberikan suatu gambaran yang objektif dan kesesuaian dengan posisi keseluruhan serta aktivitas suatu perusahaan yang terdiri dari sejumlah entitas yang saling berhubungan (hubungan istimewa).

Laporan keuangan konsolidasi diharapkan tidak menyesatkan pihak yang memiliki kepentingan.

Laporan konsolidasi wajib apabila satu entitas memiliki saham mayoritas yang beredar dari entitas lain.

Dan berikut beberapa manfaat dari Laporan Konsolidasi Keuangan
  • Memberikan informasi kekinian bagi manajemen perusahaan induk mengenai aktivitas gabungan dari perusahaan konsolidasi.
  • Mendapatkan gambaran mengenai total sumber daya entitas hasil gabungan di bawah kontrol perusahaan induk kepada investor (pemegang saham) dan kreditor atau penyedia sumber dana yang lain.

    Namun, selain manfaat di atas, ada dampak yang tidak baik dalam laporan keuangan konsolidasi, diantaranya :
    • Laporan konsolidasi bisa menyembunyikan/mengaburkan entitas individu yang kinerja-nya tidak bagus dengan entitas lain yang berkinerja bagus
    • Saldo laba di tahan konsolidasi tidak semuanya tersedia untuk deviden perusahaan induk, begitu juga dengan aset/aktiva
    • Rasio keuangan yang berdasar pada laporan konsolidasi tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang membentuk konsolidasi atau pun induk perusahaan.
    • Tidak semua akun dapat dibandingkan seluruhnya, contohnya akun piutang
    • Terlalu banyak tambahan informasi yang di butuhkan untuk menghasilkan penyajian laporan yang wajar

    Secara umum, proses serta prosedur pembuatan laporan konsolidasi perusahaan seperti ini :

    Laporan keuangan yang terpisah (dari dua atau lebih perusahaan) digabungkan bersama sama, setelah dilakukan penyesuaian serta eliminasi untuk menghasilkan laporan konsolidasi perusahaan.

    Proses penyesuaian dan proses eliminasi tersebut terkait dengan aktivitas transaksi dan kepemilikan antar perusahaan.

    Dan nantinya menjadi masalah adalah jika kepemilikan induk perusahaan terhadap anak perusahaan tidak mencapai 100% kepemilikan atau kurang dari 100%

    Materi Laporan Keuangan konsolidasi ini memang agak susah jika dijelaskan

    Untuk mempermudah pemahaman yang komplit dan utuh tentang prosedur serta cara menyusun laporan keuangan konsolidasi perusahaan.
    Baca juga : Merger dan Akuisisi 
    Semoga artikel ini sedikit memudahkan untuk memahami dasar dasar laporan keuangan konsolidasi.


    Rabu, 14 Januari 2015

    Perbedaan Pengeluaran Modal vs Pengeluaran Pendapatan

    Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membuat artikel tentang pengeluaran aktiva (expenditure). Ada kawan sempat bertanya tentang istilah :
    "dibebankan atau dikapitalisasi ?"
    Dan ternyata beberapa pembaca juga bingung, maksudnya bagaimana ?

    Baiklah, tulisan kali ini bisa berhubungan dan sedikit menjelaskan.

    Pengeluaran Pendapatan
    Pengeluaran Modal Pengeluaran Pendapatan

    Capital Expenditure | Pengeluaran Modal


    Pengeluaran modal atau yang juga dikenal dengan istilah capex (capital expenditure) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, menambah kapasitas output aktiva tetap, menambah tingkat keefisienan aktiva tetap, juga memperpanjang umur ekonomis suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku).

    Apabilia dilihat dari tingkat material, biasanya, biaya biaya ini dikeluarkan dalam nominal yang cukup material.

    Selain itu tingkat keseringan pengeluaran modal ini jarang terjadi.

    Contohnya: 
    Biaya yang dikeluarkan dalam pembelian aktiva tetap

    Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembelian salah satu atau lebih komponen aktiva tetap

    Maupun biaya penggantian komponen-komponen aktiva yang perlu diganti 
    Biaya yang dikeluarkan dengan tujuan mendapatkan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang, meningkatkan kapasitas produksi maupun tingkat efisiensi dan juga bisa memperpanjang umur ekonomis atau masa manfaat atas aset tetap.

    Misalnya, pembelian mesin produksi, pembelian komponen mesin produksi, meng-upgrade kapasitas mesin produksi, yang umumnya jumlah yang dikeluarkan untuk itu sangat material.

    Jadi, pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang tidak dibebankan pada saat periode pengeluaran itu terjadi melainkan di KAPITALISASI sebagai aset tetap dalam Neraca.

    Karena pengeluaran pengeluaran ini diharapkan memberikan manfaat untuk perusahaan di masa yang akan datang !

    Kemudian, secara periodik, aset tetap ini dialokasikan sebagai beban penyusutan pada periode mendatang.

    Revenue Expenditure | Pengeluaran Pendapatan


    Pengertian revenue expenditure atau pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran/biaya biaya yang hanya memberikan manfaat ekonomis pada saat PERIODE BERJALAN terjadinya pengeluaran.

    Pengeluaran ini tidak dikapitalisasi sebagai aset tetap pada neraca tetapi LANGSUNG DIBEBANKAN pada laporan laba/rugi periode berjalan.

    Dilihat dari nilai materialitasnya, pengeluaran pendapatan ini nilainya cenderung kecil, alias tidak material bagi perusahaan.

    Manfaat ekonomisnya yang diperoleh tidak lebih dari satu tahun buku.

    Pengeluaran ini biasanya juga sering terjadi dalam operasional perusahaan dan berulang ulang.

    Contohnya seperti pengeluaran pemeliharaan mesin, pembersihan mesin, melumasi mesin agar bisa beroperasi seperti biasanya.

    Pengeluaran pengeluaran seperti ini biasanya tidak membuat umur ekonomis mesin bertambah, juga tidak bisa meningkatkan kapasitas produksi mesin maupun tingkat efisiensinya

    Dan nominal yang dikeluarkan cenderung tidak material dibanding perolehan mesin itu sendiri.

    Pengeluaran seperti ini berulang terjadi dan pencatatannya langsung dibebankan pada periode tersebut.

    Namun, jika seandainya ada salah satu komponen mesin yang rusak, misalnya ada beberapa kabel yang harus diganti atau plank yang harus di las dan kerusakannya tidak sampai membuat turun mesin, nilainya tidak material.

    Maka pengeluaran ini dicatat sebagai beban perbaikan. Tidak dikapitalisasi !

    Apa bisa dimengerti ?

    Merger - Akuisisi | Bentuk Bentuk Penggabungan Usaha

    Bentuk Bentuk Penggabungan Usaha


    Setelah beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang alasan mengapa perusahaan melakukan penggabungan usaha, kali ini saya ingin menulis mengenai bentuk bentuk penggabungan usaha itu sendiri.
    Apa saja macan dan bagaimana caranya ? 

    Pengambil alihan suatu entitas lain, ada dua cara yang bisa ditempuh. 

    Cara yang pertama Net Asset Acquisition atau pengambil alihan aset bersih

    Cara yang kedua adalah Share Acquisition atau pengambil alihan saham. 
    Penggabungan Usaha


    Pengambil-alihan Aset Bersih | Net Asset Acquisition


    Apabila yang di ambil alih adalah aset bersihnya

    Maka penggabungan usaha yang terjadi adalah "Merger" atau juga bisa "Consolidation" (konsolidasi). 

    Aset dan Hutang dari perusahaan yang di akuisisi dipindahkan ke perusahaan yang mengambil alih atau yang mengakuisisi dan perusahaan yang diambil alih kemudian dibubarkan atau dilikuidasikan. 

    Merger menyebabkan operasi dari perusahaan yang dulunya adalah entitas yang terpisah sekarang akan berada dalam SATU KESATUAN entitas atau satu atap perusahaan.

    Apa perbedaan antara merger dan konsolidasi ?

    Baiklah.. Lihat ini 
    1. Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan ABC
    2. Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan EFG
    Itu adalah perbedaan Merger dan Konsolidasi

    Yang mana yang merger dan yang mana yang konsolidasi ?

    Merger

    Apabila setelah terjadi pengambilalihan terjadi, perusahaan yang di ambil alih atau perusahaan investee dilikuidasi atau dibubarkan dan perusahaan hasil penggabunan tersebut memakai nama nama perusahaan yang mengakuisisi.

    Maka penggabungan seperti ini dinamakan MERGER, Misalnya:
    Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan ABC
    Konsolidasi

    Jika Setelah terjadinya Penggabungan usaha dan kemudian kedua perusahaan yang menggabungkan diri kesemuanya dibubarkan atau dilikuidasi dan MUNCUL PERUSAHAAN BARU hasil penggabungan usaha tersebut dengan nama entitas usaha baru sebagai hasil peleburan kedua perusahaan untuk melanjutkan kegiatan ekonominya. 

    Maka penggabungan ini dinamakan KONSOLIDASI, Misalnya:
    Perusahaan ABC mengakuisisi perusahaan BCD = Perusahaan EFG

    Pengambil-Alihan Saham | Share Acquisition


    Di dalam Pengambil-alihan dengan saham ini, penggabungan dilakukan dengan membeli mayoritas saham perusahaan yang diambil alih atau perusahaan investee

    Tidak dilakukan dengan mengambil alih aset bersih.

    Kemudian apabila perusahaan investee dilikuidasi atau dibubarkan

    Maka bentuk penggabungan ini dinamakan Merger, juga bisa jadi consolidasi seperti yang berlaku pada Pengambil-alihan Aset Bersih diatas.

    Tetapi jika perusahaan investee tidak di likuidasi dan masih sama sama beroperasi, artinya penggabungan usaha ini dicatat sebagai Share Acquisition

    Kemudian perusahaan yang meng akuisisi akan disebut sebagai Perusahaan Induk, dan perusahaan investee yang di akuisisi kemudian disebut sebagai Anak Perusahaan.
     
    Perusahaan yang mengakuisisi perusahaan investee memperlakukan kepemilikannya di perusahaan investee sebagai bentuk investasi karena tidak adanya perusahaan yang dibubarkan atas penggabungan tersebut. 

    Untuk memperoleh kendali, dalam Share acquisition ini, perusahaan yang mengakuisisi tidak perlu membeli atau mengakuisisi semua saham milik perusahaan investee yang di akuisisi

    Cukup dengan menguasai saham mayoritas saja sudah cukup. 

    Jadi nanti hubungan yang timbul atas akuisisi saham ini adalah hubungan induk perusahaan dengan anak perusahaan.

    OK, Perlakuan Akuntansinya

    Bagaimana pencatatan-nya? 

    Bagaimana metode pelaporan aktivitas penggabungan usaha ? 

    Juga contoh kasusnya...?

    Akan saya tulis di lain kesempatan.  
    Baca juga : Teori Laporan Keuangan Konsolidasi
    Mohon maaf ya, semoga saja tulisan tentang bentuk bentuk penggabungan usaha ini ada manfaatnya, jika dirasa bagus, feel free to share :)

    Selasa, 13 Januari 2015

    Pengertian Serta Alasan Merger dan Akuisisi Perusahaan

    Penggabungan Usaha 


    Merger dan Akuisisi - Pengertian penggabungan usaha adalah aktivitas ekspansi usaha atau perluasan usaha yang dilakukan suatu perusahaan dengan satu atau beberapa perusahaan kedalam satu entitas ekonomi (perusahaan) yang bertujuan untuk memperluas usaha.

    Penggabungan usaha merupakan salah satu dari beberapa strategi dari aktivitas perluasan usaha yang banyak dilakukan, jamak terjadi dimanapun.

    Dalam penggabungan usaha. ada dua pilihan yang bisa dipilih caranya. yaitu MERGER dan AKUISISI.
    merger dan akuisisi
    Merger dan Akuisisi

    Pengertian Merger dan Akuisisi

    Pengertian Merger
    Penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan perusahaan usaha dimana perusahaan membeli aset perusahaan lain dan perusahaan yang dibeli dibubarkan atau berhenti beroperasi.

    Pengertian Akuisisi
    Penggabungan dua tau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan usaha dimana sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain (saham) dan perusahaan yang dibeli tidak dibubarkan alias TETAP ADA.
    Untuk pembahasan lebih lanjut, silahkan bisa dibaca di:  MERGER dan AKUISISI

    Alasan Merger dan Akuisisi


    Penyebab suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha ada banyak kemungkinannya.

    Ada beberapa hal yang sering menjadi penyebabnya, antara lain:

    • Diversifikasi Usaha

    Diversifikasi Usaha atau business diversification adalah salah satu strategi perusahaan untuk menguasai berbagai bidang usaha yang berbeda.
    Diversifikasi usaha ini akan membuka peluang untuk memperoleh keuntungan yang lebih dari usaha lain.
    Sekaligus meminimalkan resiko. Apabila usaha yang satu tak sesuai ekspektasi, ada kemungkinan usaha yang lain lagi mendongkrak kondisi perusahaan.

    • Investasi

    Perusahaan melakukan investasi dengan membeli perusahaan yang profitable dan kemungkinan akan menambah pundi pundi perusahaan di masa yang akan datang.
    Perusahaan memilih penggabungan usaha untuk berharap bahwa akan mendapat banyak keuntungan dimasa yang akan datang.

    • Peningkatan Skala Perusahaan

    Peningkatan skala perusahaan adalah salah satu alasan lain mengapa dilakukan penggabungan usaha.
    Terjadinya penggabungan usaha, akan menambah aset perusahaan
    Jaringan (networking) dan jangkauan pasar juga akan semakin luas dari sebelumnya.
    Dan pada ujungnya perusahaan akan mengalami peningkatan omset.

    • Mengurangi Resiko

    Di dunia ini, tak ada satupun usaha yang tanpa resiko, sudah berlaku umum rumus high risk, high return.
    Resiko tidak bisa dihilangkan dalam dunia bisnis, tapi resiko paling tidak masih bisa di manage.
    Salah satu caranya adalah, dengan melakukan diversifikasi usaha.
    Diversifikasi usaha dengan penggabungan usaha di luar bisnis utamanya adalah salah satu cara mengurangi resiko.

    • Mengontrol Kendali atas Persaingan atau Perusahaan Lain

    Mungkin, dari sekian alasan diatas tadi, mungkin inilah alasan yang paling sering melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha.
    Beberapa kemungkinan yang menjadi alasan perusahaan ingin mengontrol kendali atas perusahaan lainnya.
    1. Penetrasi pasar
      Perusahaan perusahaan besar yang terkadang sulit untuk memasuki suatu area pasar tertentu yang menjadi targetnya biasanya melakukan penggabungan usaha ini.
      Contohnya Philiph Moris, perusahaan rokok asal Amerika ingin memasuki pasar rokok di indonesia, sedangkan pasar rokok sudah memiliki budaya dan tradisi tersendiri, sehingga sulit bagi brand baru untuk masuk secara masiv di pasar indonesia
      Philiph moris akhirnya mengakuisis HM Sampoerna yang menjadi pemain utama di pasar rokok tanah air.
      Dengan penggabungan usaha ini. Philiph moris akhirnya bisa menjadi pemain utama di pasar rokok Indonesia juga Asia Tenggara.
      2. Keberlangsungan Supplay Bahan Baku
        Biasanya, perusahaan besar yang susah mendapatkan supplay raw material atau bahan baku yang sektor bisnis ini dikuasai oleh perusahaan lain, akan melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan penyedia raw material tersebut.
        Bisa dengan membeli perusahaannya.
        Supaya suplay bahan baku yang dibutuhkan perusahaan itu terus bisa dikontrol dan terus mendapat suplay yang pasti akan kebutuhan bahan baku.
        3. Mengurangi Kompetitor
          Menguasai atau membeli perusahaan saingan adalah termasuk strategi yang banyak dilakukan untuk memenangi persaingan.
          Contoh perusahaan yang mengakuisisi perusahaan pesaingnya sudah seringkali terjadi. Anda tentu bisa mencarinya di Google.
          Contohnya, indofood yang pada tahun 2013 lalu mengakuisisi perusahaan bernama PT Indofood Mitra Bahari Makmur yang bermain di lini bisnis yang sama.
          Dan juga mengakuisis PT Tirta Bahagia yang bergerak pada industri Air minum kemasan.
          Demikianlah mengenai alasan alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha, selanjutnya bahasan dilanjut dengan bentuk bentuk penggabungan usaha serta perlakuan akuntansinya.

          Tapi nanti, sabar dulu, nanti saya akan menulisnya di artikel lain karena keterbatasan waktu saya. :)


          Senin, 12 Januari 2015

          Pengeluaran Aktiva Tetap (Expenditure) | Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

          Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure


          Dalam perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, ada fase penggunaan aktiva tetap (utilization) setelah fase perolehan aset tetap. 

          Pada fase penggunaan aktiva tetap ini, aktiva tetap diharapkan menghasilkan output dan memberikan hasil kembali atas biaya biaya yang pernah dikeluarkan pada saat masa perolehannya.

          Ya, sudah seharusnya aktiva tetap yang dibeli mulai menghasilkan sesuatu untuk perusahaan.
          ekspenditure aktiva tetap
          Pengeluaran Aktiva Ekspenditure
          Tapi, Setiap output yang dihasilkan oleh aktiva tetap, tentunya memerlukan pengorbanan yang dalam akuntansi biasa disebut sebagai beban/biaya (expenses) ataupun cost (harga pokok). 

          Agar bisa berproduksi untuk menghasilkan output yang diharapkan, aktiva tetap harus dijalankan atau dipekerjakan dengan maksimal. 

          Atas aktivitas yang dilakukan pada suatu aset tetap saat dijalankan, ada dua kemungkinan yang akan timbul.
          • Adanya pengeluaran (expenditure) untuk perbaikan maupun untuk pemeliharaan aset tetap (maintenance)
          • Adanya penurunan fungsi, juga berkurangnya umur ekonomis aktiva tetap yang dioperasikan, dalam akuntansi bisa kita kenal sebagai penyusutan (depreciation)

            Pada tulisan kali ini, saya akan menuliskan tentang yang pertama, yaitu pengeluaran aktiva tetap (ekspenditure), karena untuk penyusutan aset tetap, sudah saya tulis sebelumnya.
            Silahkan baca: Penyusutan

            Perlakuan Akuntansi Pengeluaran Aktiva Tetap | Expenditure


            Tadi sudah saya jelaskan, akibat dari penggunaan aktiva tetap adalah adanya beberapa pengeluaran pengeluaran yang dilakukan.

            Nah pertanyaannya..

            Apakah pengeluaran pengeluaran atas penggunaan aktiva tersebut DIBEBANKAN atau DIKAPITALISASI ?

            Mari kita lihat.

            Ada beberapa kegiatan atau aktivitas yang biasa terjadi pada saat aktiva tetap digunakan.

            # Pemeliharaan | Maintenance


            Pemeliharaan atau Maintenance aktiva tetap adalah tindakan yang bertujuan hanya untuk membuat aset tetap berfungsi normal seperti biasanya

            Segala bentuk pengeluaran sebaiknya dijadikan biaya atau di-BEBAN-kan diperiode pada saat biaya maintenance tersebut di keluarkan.

            Apakah boleh dikapitalisasi ?

            Ok, yang ini nanti saja :)
            Contoh Kasus Biaya Maintenance :
            Untuk memberikan Oli pada mesin produksinya seperti biasanya, PT ABC mengeluarkan uang sebesar Rp 400.000 serta membersihkan mesinnya
            Pada kasus tersebut, transaksi sudah sangat jelas, bahwa PT ABC mengeluarkan cash untuk menjaga agar mesin produksinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

            Pengeluaran ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

            Debit | Office Maintenance 400.000
            Kredit | Cash 400.000


            # Perbaikan Aktiva Tetap | Repair


            Perbaikan (repair) adalah tindakan terhadap aktiva tetap dimana aktivitas ini lebih besar daripada aktivitas pemeliharaan (maintenance).

            Bila aktiva tetap tersebut bisa berfungsi secara maksimal jika dilakukan tindakan perbaikan (repair) terlebih dahulu.

            Seperti ada bagian atau komponen pada aktiva tetap tersebut menurun fungsinya TETAPI masih belum diperlukan pergantian menyeluruh atas aktiva tetap tersebut.
            Contoh Kasus :

            Dari kasus PT ABC diatas, saat teknisi mulai akan memasukkan atau mengganti Oli akan tetapi diketahui komponen saluran Oli mesinnya diketahui bocor terkena korosi sehingga oli mesin tak bisa bekerja dengan semestinya.

            Untuk itu PT ABC harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengelas bagian mesin tersebut sebesar Rp 600.000,-

            Dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar aktivitas melakukan pemeliharaan (maintenance) melainkan sudah terjadi aktivitas perbaikan (repairs) pada aktiva tetap mesin yang dimiliki PT ABC.

            Maka, PT ABC harus melakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Akumulasi Penyusutan Mesin 600.000
            Debit | Office Maintenance 400.000
            Kredit | Cash 400.000


            Apakah boleh dikapitalisasi semua ?

            Sabar, tunggu dulu :)

            # Pergantian Komponen Aset 


            Penggantian komponen aktiva tetap, sudah jelas maksudnya, aktivitas penggantian satu atau beberapa komponen dari aset tetap
            Contoh Kasus :

            Ditemukan bahwa wiper kaca mobil rusak dan ban mobil operasional pecah, wiper tidak bisa dipakai lagi sedangkan ban pecah.
            Maka PT ABC perlu melakukan penggantian terhadap komponen yang sudah tidak berfungsi tersebut secara terpisah.
            Dari nota pembelian. tertera harga ban Rp 1.475.000,- dan harga wiper kaca mobil adalah 70.000,- 

            Atas transaksi tersebut, dilakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Maintenance 70.000
            Debit | Akumulasi Penyusutan Mobil 1.475.000
            Kredit | Cash 1.545.000


            Mengapa tidak dikapitalisasi semua ?

            Mengapa hanya ban mobil yang dikapitalisasi?

            Ok, mohon sabar lagi ya, nanti dulu :)

            # Pengangkatan Kapasitas 


            Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga meningkat.

            Akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan peningkatan kapasitas (upgrade) terhadap aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber daya yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan.

            Jika terjadi upgrading terhadap aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran pengeluaran yang cukup bernilai material bagi perusahaan.

            Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)

            PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami permintaan pesanan, omzet terus bertambah.
            untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas mesin Boiler yang dimiliki saat ini.
            Pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin di ubah menjadi bahan bakar batu bara agar kinerja boiler meningkat.
            Dalam peningkatan kapasitas tersebut, PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian sebagai berikut :
            Pembelian Besi 17.000.000
            Biaya Pasang Teknisi 7.000.000
            Penadah Batu Bara 6.000.000
            Biaya Lain Lain 2.000.000

            Transaksi tersebut dicatat :

            Debit | Mesin 32.000.000
            Kredit | Cash 32.000.000

            # Turun Mesin | Overhaul


            Turun mesin (overhaul) akan dialami oleh aset tetap tipe mesin atau aktivitasnya menggunakan mesin.

            Contohnya: Mobil, Mesin produksi, mobil atau kendaraan lainnya dan peralatan yang berhubungan dengan produksi.

            Aktiva mengalami turun mesin jika untuk bisa membuat suatu aset berfungsi dengan baik diperlukan pembongkaran hampir menyeluruh pada komponen utama dari aktiva tetap tersebut, lalu dilakukan pemasangan kembali.

            Pada saat aktiva dalam proses turun mesin, terjadi juga proses pergantian komponen, pemeliharaan, juga perbaikan pada aset mesin tersebut.

            Aktivitas over haul umumnya terjadi saat mesin menurun output-nya secara signfikan karena penggunaan yang sering.

            Tindakan over haul akan memperpanjang umur keekonomian mesin tersebut.

            Maka pengeluaran yang timbul sebaiknya dikapitalisasi dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar pengeluaran turun mesin tersebut.

            Contoh Kasus Turun Mesin

            PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya.
            Mesin yang di beli 9 tahun lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000.
            Saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time selama 10 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus.
            Setelah dilakukan turun mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif hingga 5 tahun kedepan.
            Perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut

            Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

            Debit | Akumulasi Penyusutan 8.000.000
            Kredit | Cash 8.000.000

            Notes :
            Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp 8.000.000

            Masalah berikutnya :
            • Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?
            • Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?
            • Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?
            • Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?

                Maka perlu kita lakukan perhitungan awal sebagai berikut :

                Selanjutnya perhitungan seperti dibawah ini :

                Sebelum Turun Mesin
                Harga Perolehan 50.000.000
                Umur Ekonomis 10 Tahun
                Biaya Penyusutan Per Tahun 5.000.000
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 45.000.000
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 5.000.000

                Setelah Turun Mesin
                Akumulasi Penyusutan  37.000.000
                Nilai Buku 13.000.000
                Tambahan Umur Ekonomis 5
                Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 10.400.000

                Keterangan
                Akumulasi Penyusutan 45.000.000 - 8.000.000
                Nilai Buku 50.000.000 - 37.000.000
                Penyusutan Tahun ke 10 13.000.000 : 5
                Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000 x 1
                Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 13.000.000 - 2.600.000


                Dari sana kita lihat.

                Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8,000,000 dengan cara mendebit rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8,000,000,

                Maka Akumulasi Penyusutan berkurang sebesar Rp 8,000,000, sehingga Akumulasi Penyusutan setelah turun mesin adalah :
                Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 =  Rp 37.000.000
                Nilai Buku menjadi
                Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000

                Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar :
                Rp 13.000.000 : 5 Tahun = 2.600.000

                5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut dapat beroperasi

                Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu :
                Rp 13.000.000 – Rp 2.600.000 = 10.400.000

                Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan


                Diatas tadi pada contoh kasus, beli ban dikapitalisasi, sedangkan beli wiper mobil kok tidak ?

                Wiper mobil harganya cuma 70 ribu.

                Mau dikapitalisasi kok nilainya kecil amat, tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai laba jika langsung dibebankan.

                Ok, berikut ini yang perlu diperhatikan,
                Apakah pengeluaran aktiva tetap (expenditure) itu sebaiknya dikapitalisasi atau di bebankan pada periode tersebut ?

                Tingkat Keseringan
                Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin, sebaiknya pengeluaran tersebut dijadikan biaya saja pada saat periode terjadinya pengeluaran atas aktiva tersebut.

                Materialitas
                Apabila suatu pengeluaran dirasa cukup material, hendaknya pengeluaran tersebut dikapitalisasi, sedangkan bila tidak, berarti di bebankan.
                Cara mengetahui material tidaknya dengan membandingkan pengeluaran yang terjadi dengan harga perolehan aset tetapnya.
                Tingkat materialitas dari toko bangunan tentu berbeda dengan perusahaan tambang.
                5 juta mungkin nilai yang material bagi toko bangunan. tapi bisa jadi recehan bagi perusahaan tambang !

                Lama Manfaat
                Jika pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut diprediksi akan memberikan manfaat yang lama atau lebih dari satu tahun buku.
                Maka sebaiknya pengeluaran atas aktiva tersebut hendaknya di kapitalisasi,
                Dan jika kurang dari satu buku, hendaknya tidak.
                Tapi sangkut pautkan juga dengan materialitasnya.

                Pengaruhnya terhadap Lama Manfaat atau Kapasitas Aktiva Tetap
                Apabila pengeluaran atas aktiva tetap tersebut di perkirakan memperpanjang umur atau meningkatkan kapasitas aktiva, hendaknya di kapitalisasi.
                Dan demikian sebaliknya.

                Bagaimana ?

                Sudah ada gambaran ?

                Semoga artikel ini bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi yang membacanya  :)
                Jika dirasa artikel ini bagus dan berguna.. silahkan untuk di share :)


                Akuntansi Peralatan Kecil | Perlakuan Akuntansi Peralatan Kecil

                Akuntansi Peralatan Kecil


                Peralatan kecil bagi perusahaan sangat dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pekerjaan, apalagi jenis perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya menggunakan mesin, pasti menggunakan peralatan peralatan kecil sebagai pendukung kelancaran operasional perusahaan.

                Bahkan. perusahaan yang tidak menggunakan mesinpun juga memerlukan peralatan kecil untuk kelancaran pekerjaan kantornya.

                Disetiap operasional perusahaan, pasti kita dapatkan peralatan kecil yang digunakan oleh perusahaan.

                Peralatan kecil banyak sekali jenisnya, tergantung juga perusahaannya apakah memerlukan atau tidak memerlukan.

                Namun ada beberapa karakteristik dari peralatan kecil yang bisa kita kenali.

                Berikut diantarnya:

                peralatan kecil
                Peralatan Akuntansi

                Karakteristik Peralatan Kecil


                Dilihat dari fungsinya
                Peralatan kecil tidak bisa menghasilkan barang atau jasa secara langsung, tapi memerlukan equipment yang lain, karena peralatan kecil fungsinya hanya sebagai penunjang operasional.
                Dilihat dari Umur Ekonomisnya
                Nilai Umur Ekonomis peralatan kecil biasanya melebihi satu (1) tahun buku akuntansi
                Dilihat dari Nilainya
                Peralatan kecil nilainya dalam perusahaan biasanya tidak material
                Contohnya seperti gunting, steples, obeng, meteran, penggaris dan lain sebagainya


                Karakter dari peralatan kecil yang seperti ini terkadang membikin kita bingung dalam bagaimana perlakuan akuntansinya !

                Kita atau banyak perusahaan yang mencatat peralatan kecil sebagai biaya.

                Melihat dari tingkat ke-materialitas-nya yang relatif tidak mahal. peralatan kecil memang banyak yang dikelompokkan kedalam biaya pada periode peralatan tersebut diperoleht karena melihat tingkat nilai material dari peralatan kecil ini.

                Misalnya biaya pembelian dongkrak, obeng atau pun penggaris banyak yang mencatatnya sebagai "biaya Peralatan". 

                Akan tetapi, dengan perlakuan akuntansi seperti itu, faktor umur ekonomis peralatan kecil yang melebihi 1 satu tahun buku bahkan ada yang bertahun tahun bila dirawat dengan baik menjadi terabaikan.

                Matching principle akuntansi menjadi tidak sesuai lagi jika memperlakukannya sebagai biaya.

                Namun, jika peralatan kecil kita masukkan ke kelompok aktiva tetap, bagaimana cara membebankan nantinya ?

                Bukankan nilai peralatan kecil ini nilainya relatif kecil ?

                Bisa membuat susah nantinya apalagi untuk perusahaan besar karena pasti ada ratusan hingga ribuan peralatan kecil yang digunakan.

                Akan sangat merepotkan menghitungnya.

                Lalu Bagaimana memperlakukan Peralatan Kecil?

                Saya kira ada dua penekanan yang bisa kita lakukan.

                Pertama kita lihat umur ekonomis peralatan kecil tersebut

                Lalu kemudian kita lihat nilai gabungan dari beberapa peralatan kecil tersebut.

                Telaah Umur Ekonomis Peralatan Kecilnya
                Pertimbangkan umur ekonomisnya terlebih dahulu, jika umur ekonomis peralatan kecil tersebut kurang dari 1 (satu) tahun buku, maka jelas kita langsung saja mengakuinya sebagai beban atau dibebankan pada periode yang sama saat peralatan tersebut diperoleh.
                Namun apabila peralatan kecil tersebut mempunyai umur atau masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun buku akuntansi, maka peralatan kecil ini "berpotensi" untuk dikelompokkan dalam aset tool & equipment.
                Ingat. "berpotensi" !
                Tapi hal ini masih memerlukan pertimbangan selanjutnya.
                Lihat nilai gabungan peralatan kecilnya !
                Pertimbangan yang diperlukan kedua adalah apabila peralatan kecil tersebut digabungkan dengan peralatan kecil yang lain, yang umurnya juga melebihi satu tahun buku dan nilai gabungannya menjadi nilai yang material
                Maka kita dapat mengelompokkan peralatan peralatan kecil tersebut ke dalam aset (peralatan dan perlengkapan).
                Untuk perusahaan kecil atau baru beroperasi mungkin belum banyak peralatan kecil yang digunakan, maka yang menjadi pertimbangan adalah potensi penggunaan peralatan kecil di masa mendatang karena mungkin saat ini peralatan nya jika digabungkan sekalipun nilainya tidak akan material,
                Tapi di masa yang akan datang, bisa saja peralatan peralatan kecil tersebut akan sangat signifikan nilai gabugannya.

                Membebankan Peralatan Kecil Gabungan


                Pembebanan peralatan kecil gabungan dilakukan menjelang penutupan buku dengan melakukan perhitungan fisik terhadap peralatan kecil gabungan tersebut.

                Jika pembebanan peralatan gabungan dilakukan dengan menyusutkan secara satu persatu dengan menggunakan metode garis lurus misalnya maupun saldo menurun tidaklah efektif..

                Saldo Awal peralatan kecil tersebut adalah nilai total pembelian atau semua yang dikeluarkan saat perolehan peralatan kecil tersebut.

                Sedangkan saldo akhir atau nilai buku dari peralatan kecil tersebut adalah hasil perhitungan fisik peralatan kecil tersebut.

                Dengan begitu, maka peralatan yang terpakai nilainya bisa ditentukan.

                Contoh

                Nama Peralatan Jml awal
                Jml akhir
                Terpakai
                Harga satuan
                Nilai Terpakai
                Nilai Buku
                Steples 50 20 30 20.000,- 600.000,- 400.000,-
                Penggaris 75 30 45 5.000,- 225.000,- 150.000,-
                Total








                825.000,-
                550.000,-

                Dari daftar di atas, kita bisa membuat pencatatan seperti ini :

                Debit | Penyusutan Peralatan Perlengkapan 8.250.000
                Kredit | Akumulasi Penyusutan Peralatan Perlengkapan 8.250.000


                Ok, Bisa dicerna kan ?

                Jika masih sulit dipahami, silahkan ditanyakan pada kolom komentar.

                Demikian pembahasan mengenai akuntansi peralatan kecil, jika dirasa bermanfaat, silahkan di share